Karya Terbaik dari Penulis Sastra Inggris Abad 21

Abad 21 telah membawa perubahan yang signifikan dalam dunia sastra Inggris. Penulis-penulis baru muncul dengan suara yang unik dan beragam, menantang norma-norma dan mengangkat isu-isu penting melalui karya mereka. Artikel ini akan membahas beberapa karya terbaik dari penulis sastra Inggris abad 21 yang telah meninggalkan jejak mendalam baik di dalam negeri maupun di kancah internasional.

1. “Atonement” oleh Ian McEwan

Diterbitkan pada tahun 2001, “Atonement” adalah salah satu novel paling terkenal karya Ian McEwan. Karya ini mengisahkan tentang kesalahan yang dilakukan oleh seorang gadis muda bernama Briony Tallis, yang mengubah kehidupan banyak orang setelah menuduh seorang pria yang tidak bersalah. Dengan latar belakang Perang Dunia II, novel ini mengeksplorasi tema penebusan, cinta, dan kompleksitas moralitas. McEwan menggunakan gaya penulisan yang mendetail dan puitis, membuat pembaca merasakan setiap emosi karakter dengan mendalam. “Atonement” diadaptasi menjadi film yang sukses, semakin memperkuat pengaruhnya dalam budaya populer.

2. “The Road” oleh Cormac McCarthy

Meskipun Cormac McCarthy adalah penulis Amerika, novel “The Road”, yang memenangkan Pulitzer Prize pada tahun 2007, mendapatkan banyak perhatian di Inggris. Cerita ini mengikuti perjalanan seorang ayah dan anak di dunia pasca-apokaliptik. Dengan prosa yang minimalis namun kuat, McCarthy menggambarkan cinta dan harapan di tengah kegelapan. Novel ini memunculkan pertanyaan tentang kemanusiaan dan ketahanan, menjadikannya salah satu karya penting di abad ini.

3. “Never Let Me Go” oleh Kazuo Ishiguro

Diterbitkan pada tahun 2005, “Never Let Me Go” adalah novel distopia yang ditulis oleh Kazuo Ishiguro, pemenang Nobel Sastra. Karya ini menceritakan kehidupan siswa di sekolah asrama yang misterius, yang sebenarnya diciptakan untuk menjadi donor organ. Dengan pendekatan yang halus dan emosional, Ishiguro mengeksplorasi tema identitas, cinta, dan kematian. Novel ini diadaptasi menjadi film, dan terus menjadi bahan diskusi di kalangan pembaca dan kritikus.

4. “The Curious Incident of the Dog in the Night-Time” oleh Mark Haddon

Diterbitkan pada tahun 2003, novel ini mengikuti perspektif Christopher Boone, seorang remaja dengan autisme, yang berusaha memecahkan misteri kematian anjing tetangganya. “The Curious Incident of the Dog in the Night-Time” berhasil menyajikan pandangan unik tentang dunia dan emosi, serta tantangan yang dihadapi oleh individu dengan autisme. Haddon menggunakan gaya naratif yang sederhana namun mendalam, menjadikan karya ini salah satu novel paling berpengaruh di awal abad 21.

5. “White Teeth” oleh Zadie Smith

Novel debut Zadie Smith, “White Teeth,” yang diterbitkan pada tahun 2000, mengeksplorasi isu ras dan identitas di London multikultural. Cerita ini mengikuti dua keluarga imigran, yang masing-masing memiliki latar belakang yang berbeda, dan bagaimana sejarah mereka mempengaruhi kehidupan mereka di masa kini. Smith menghadirkan karakter yang kompleks dan dialog yang cerdas, menjadikan novel ini sebuah karya yang relevan dan menggugah.

6. “The Goldfinch” oleh Donna Tartt

Meskipun penulisnya adalah warga Amerika, “The Goldfinch” telah banyak dibaca dan diapresiasi di Inggris. Novel ini bercerita tentang seorang anak laki-laki bernama Theo Decker yang selamat dari serangan teroris di museum. Karya ini menggali tema kehilangan, seni, dan pencarian identitas. Dengan narasi yang kaya dan detail yang mendalam, Tartt berhasil menciptakan pengalaman membaca yang menggugah emosi.

7. “Normal People” oleh Sally Rooney

Diterbitkan pada tahun 2018, “Normal People” menjadi fenomena sastra dengan eksplorasi yang mendalam tentang hubungan antara dua remaja, Connell dan Marianne. Rooney menyajikan tema cinta, kelas sosial, dan komunikasi dalam hubungan. Gaya penulisan Rooney yang sederhana tetapi tajam membuat pembaca merasa terhubung dengan karakter-karakter ini. Novel ini juga diadaptasi menjadi serial televisi, memperluas jangkauan dampaknya.

8. “A Brief History of Seven Killings” oleh Marlon James

Karya ini, yang memenangkan Booker Prize pada tahun 2015, meskipun Marlon James adalah penulis Jamaika, novel ini mendapat perhatian besar di Inggris. “A Brief History of Seven Killings” menggambarkan peristiwa yang terjadi setelah percobaan pembunuhan Bob Marley pada tahun 1976. Dengan gaya naratif yang eksperimen dan beragam perspektif, James mengeksplorasi tema kekerasan, politik, dan identitas.

9. “The Underground Railroad” oleh Colson Whitehead

Meskipun Colson Whitehead adalah penulis Amerika, novel ini mendapatkan banyak perhatian di Inggris. “The Underground Railroad,” yang memenangkan Pulitzer Prize, mengisahkan perjalanan seorang budak wanita yang berusaha melarikan diri dari kehidupan perbudakan di Amerika. Whitehead menciptakan sebuah dunia yang memadukan realitas dengan elemen fantasi, menjadikan cerita ini kuat dan menyentuh.

10. “Shuggie Bain” oleh Douglas Stuart

Diterbitkan pada tahun 2020, “Shuggie Bain” adalah novel debut Douglas Stuart yang memenangkan Booker Prize. Karya ini menggambarkan kehidupan seorang anak di Glasgow yang tumbuh dalam keluarga yang berjuang melawan kecanduan dan kemiskinan. Dengan prosa yang emosional dan detail yang mendalam, Stuart berhasil menyampaikan pengalaman sulit yang dihadapi oleh banyak orang, menjadikannya salah satu suara terpenting dalam sastra kontemporer.

Penutup

Sastra Inggris abad 21 dipenuhi dengan karya-karya yang mendalam, beragam, dan inovatif. Penulis-penulis ini tidak hanya menceritakan kisah-kisah yang menarik, tetapi juga menggugah pemikiran tentang isu-isu sosial, identitas, dan kemanusiaan. Melalui prosa yang kaya dan karakter yang kompleks, mereka telah berhasil menciptakan dampak yang besar dalam dunia sastra.

Sumber :

“The Cambridge Companion to Contemporary British Fiction” (edited by David James)

“Contemporary British Fiction: New Voices and Directions”

a