Perbandingan Gaya Menulis Penulis Inggris dan Amerika

Sastra Inggris dan Amerika memiliki kekayaan dan keragaman yang mencerminkan konteks budaya, sejarah, dan sosial masing-masing. Meskipun kedua tradisi ini memiliki banyak kesamaan, perbedaan dalam gaya menulis, tema, dan pendekatan terhadap narasi sering kali menjadi sorotan. Artikel ini akan membahas perbandingan gaya menulis antara penulis Inggris dan Amerika, menyoroti elemen-elemen kunci yang membedakan keduanya.

1. Sejarah dan Konteks Budaya

Perbedaan gaya menulis tidak dapat dipisahkan dari sejarah dan konteks budaya masing-masing. Sastra Inggris sering kali dipengaruhi oleh tradisi yang lebih lama, dengan akar yang dalam dalam karya-karya klasik seperti Shakespeare, Jane Austen, dan Charles Dickens. Penulis Inggris sering kali berfokus pada analisis karakter yang mendalam, menggambarkan kompleksitas emosi dan hubungan antarindividu.

Di sisi lain, sastra Amerika, yang lebih muda dalam sejarahnya, muncul dari berbagai latar belakang, termasuk pengaruh Eropa, budaya penduduk asli, dan imigrasi. Sastra Amerika cenderung mengeksplorasi tema kebebasan individu, pencarian identitas, dan kondisi sosial. Penulis seperti Mark Twain dan Ernest Hemingway menciptakan gaya yang langsung dan realistis, sering kali mencerminkan semangat petualangan dan kebebasan yang menjadi ciri khas budaya Amerika.

2. Gaya Narasi dan Teknik Penulisan

Gaya Penulisan Inggris

Penulis Inggris cenderung menggunakan bahasa yang lebih formal dan kompleks. Mereka sering kali mengandalkan deskripsi yang kaya dan nuansa halus dalam penggambaran karakter dan suasana. Misalnya, dalam karya Virginia Woolf, seperti “Mrs. Dalloway,” penggunaan aliran kesadaran menciptakan pengalaman mendalam tentang pikiran dan perasaan karakter. Woolf menekankan keindahan bahasa dan detail, memungkinkan pembaca untuk merasakan setiap momen.

Selain itu, penulis Inggris sering menggabungkan ironi dan satire dalam tulisan mereka. Karya-karya Jane Austen, misalnya, memadukan observasi sosial yang tajam dengan humor yang halus. Gaya ini mengajak pembaca untuk mempertimbangkan norma-norma sosial dan moralitas dalam konteks yang lebih luas.

Gaya Penulisan Amerika

Sebaliknya, penulis Amerika sering kali lebih langsung dan pragmatis dalam gaya penulisan mereka. Mark Twain, dalam “The Adventures of Huckleberry Finn,” menggunakan bahasa yang sederhana dan dialek lokal untuk menggambarkan kehidupan sehari-hari. Pendekatan ini tidak hanya membuat cerita lebih mudah diakses tetapi juga memberikan kesan autentik terhadap karakter dan latar.

Gaya narasi Amerika sering kali berfokus pada tindakan dan perkembangan plot. Penulis seperti Ernest Hemingway menggunakan gaya yang ringkas dan ekonomis, dikenal sebagai “Iceberg Theory,” di mana banyak makna disembunyikan di bawah permukaan. Ini menciptakan pengalaman membaca yang intens dan mengundang pembaca untuk menggali makna yang lebih dalam dari yang tertulis.

3. Tema dan Subjek

Tema dalam Sastra Inggris

Penulis Inggris sering kali menjelajahi tema-tema yang lebih dalam, seperti kelas sosial, moralitas, dan hubungan antarmanusia. Karya-karya Charles Dickens, seperti “Great Expectations,” menggambarkan perjuangan individu dalam menghadapi ketidakadilan sosial. Dalam banyak kasus, penulis Inggris menggunakan karakter untuk mewakili berbagai lapisan masyarakat, menciptakan narasi yang kompleks dan berlapis.

Tema tentang identitas dan pencarian diri juga menjadi fokus dalam sastra Inggris. Dalam novel “Jane Eyre” oleh Charlotte Brontë, protagonis berjuang untuk menemukan jati diri dan tempatnya dalam masyarakat yang patriarkal. Karya-karya ini sering kali menyentuh isu-isu feminisme dan kebebasan individu.

Tema dalam Sastra Amerika

Sementara itu, tema dalam sastra Amerika sering kali lebih berfokus pada individualisme, kebebasan, dan pencarian identitas. Penulis seperti F. Scott Fitzgerald dalam “The Great Gatsby” mengeksplorasi tema impian Amerika dan keinginan yang tidak terpenuhi. Dalam konteks ini, tema-tema sosial dan politik sering kali muncul, mencerminkan dinamika masyarakat Amerika yang terus berubah.

Karya-karya kontemporer juga mengeksplorasi tema keberagaman dan identitas multikultural. Penulis seperti Chimamanda Ngozi Adichie, meskipun berasal dari Nigeria, telah berpengaruh di dunia sastra Amerika, menunjukkan bagaimana berbagai suara dapat saling mempengaruhi dan memperkaya narasi.

4. Karakter dan Pengembangan

Pengembangan Karakter dalam Sastra Inggris

Karakter dalam sastra Inggris sering kali digambarkan dengan kompleksitas yang mendalam. Penulis Inggris menghabiskan banyak waktu untuk mengembangkan latar belakang dan motivasi karakter. Misalnya, dalam “Middlemarch” oleh George Eliot, setiap karakter memiliki perjalanan yang rumit, mencerminkan keadaan sosial dan emosional yang kompleks.

Karakter dalam sastra Inggris juga sering kali terlibat dalam konflik internal, yang mencerminkan ketegangan antara keinginan pribadi dan norma-norma sosial. Ini menciptakan dimensi psikologis yang mendalam, membuat pembaca dapat terhubung dengan pengalaman karakter.

Pengembangan Karakter dalam Sastra Amerika

Di sisi lain, karakter dalam sastra Amerika sering kali lebih berfokus pada aksi dan pencarian tujuan. Penulis seperti Jack Kerouac dalam “On the Road” menggambarkan perjalanan fisik dan emosional protagonisnya, menciptakan pengalaman yang penuh energi dan eksplorasi.

Pengembangan karakter dalam sastra Amerika cenderung lebih eksplisit, dengan fokus pada perjalanan dan pencarian identitas. Banyak tokoh dalam karya sastra Amerika adalah individu yang mencari kebebasan dan makna dalam hidup mereka, sering kali melalui pengalaman yang ekstrem.

5. Perbedaan dalam Humor dan Ironi

Humor dalam Sastra Inggris

Sastra Inggris kaya akan humor dan ironi, dengan penulis seperti P.G. Wodehouse dan Douglas Adams yang terkenal dengan komedi situasi dan permainan kata-kata. Ironi sering digunakan untuk menggambarkan absurditas situasi sosial dan karakter. Karya-karya ini tidak hanya menghibur tetapi juga memberikan kritik sosial yang halus.

Humor dalam Sastra Amerika

Sastra Amerika, meskipun juga memiliki unsur humor, cenderung lebih langsung dan kadang-kadang satir. Penulis seperti Kurt Vonnegut dalam “Slaughterhouse-Five” menggunakan humor gelap untuk mengkritik perang dan masyarakat. Pendekatan ini menciptakan ketegangan antara tawa dan kesedihan, memperlihatkan kompleksitas kondisi manusia.

6. Kesimpulan

Perbandingan gaya menulis antara penulis Inggris dan Amerika menunjukkan keragaman dan kedalaman dalam sastra kedua tradisi ini. Meskipun ada banyak kesamaan, perbedaan dalam gaya narasi, tema, dan pengembangan karakter menciptakan identitas unik bagi masing-masing.

Sumber :

“The American and English Literary Traditions”

“The Differences Between British and American Literature”

a