Perbandingan Karya Klasik dan Kontemporer dalam Sastra Inggris

Sastra Inggris memiliki sejarah panjang yang mencakup berbagai periode dan gaya. Dari karya-karya klasik yang ditulis oleh para sastrawan legendaris hingga novel-novel kontemporer yang mencerminkan realitas modern, perbandingan antara kedua kategori ini memberikan wawasan yang menarik tentang evolusi bahasa, tema, dan pendekatan penulisan. Artikel ini akan membahas perbandingan antara karya klasik dan kontemporer dalam sastra Inggris, menyoroti perbedaan dalam gaya, tema, dan pengaruh sosial budaya.

1. Definisi Karya Klasik dan Kontemporer

a.Karya Klasik

Karya klasik biasanya merujuk pada sastra yang ditulis antara abad ke-16 hingga awal abad ke-20. Karya-karya ini sering kali dianggap sebagai fondasi sastra Inggris dan mencakup penulis seperti William Shakespeare, Jane Austen, Charles Dickens, dan Emily Brontë. Karya klasik sering kali mengeksplorasi tema universal seperti cinta, kehilangan, identitas, dan perjuangan manusia, sering kali dengan bahasa yang kaya dan formal.

b.Karya Kontemporer

Di sisi lain, karya kontemporer mengacu pada sastra yang ditulis sejak akhir abad ke-20 hingga saat ini. Penulis seperti Zadie Smith, Salman Rushdie, dan Chimamanda Ngozi Adichie menjadi perwakilan penting dalam genre ini. Karya kontemporer sering mencerminkan isu-isu sosial dan politik terkini, menggunakan bahasa yang lebih informal dan gaya penulisan yang bervariasi.

2. Gaya Penulisan

a.Karya Klasik

Gaya penulisan dalam karya klasik sering kali ditandai dengan penggunaan bahasa yang formal dan struktural. Penulis klasik menggunakan gaya narasi yang lebih terstruktur, dengan prosa yang lebih puitis dan metaforis. Misalnya, Shakespeare dikenal dengan penggunaan soneta dan dialog yang rumit, penuh dengan permainan kata dan rima. Pembaca sering kali dihadapkan pada tata bahasa yang lebih kompleks, mencerminkan keindahan dan keanggunan bahasa Inggris pada masa itu.

b.Karya Kontemporer

Sebaliknya, gaya penulisan dalam karya kontemporer lebih beragam dan sering kali lebih eksperimental. Penulis kontemporer cenderung menggunakan bahasa sehari-hari, menciptakan dialog yang lebih realistis dan dekat dengan pengalaman pembaca. Misalnya, novel “White Teeth” oleh Zadie Smith mengeksplorasi identitas multikultural di London dengan gaya yang lebih santai dan dialog yang dinamis. Hal ini memungkinkan pembaca untuk lebih mudah terhubung dengan karakter dan cerita.

3. Tema dan Isu yang Dihasilkan

a.Karya Klasik

Karya klasik sering kali mengeksplorasi tema-tema abadi seperti cinta, kelas sosial, identitas, dan moralitas. Misalnya, dalam “Pride and Prejudice” oleh Jane Austen, isu kelas dan pernikahan menjadi pusat perhatian, mencerminkan nilai-nilai masyarakat pada masa itu. Karya klasik sering kali mengajak pembaca untuk merenungkan nilai-nilai dan norma sosial yang berlaku, serta bagaimana karakter-karakter dalam cerita berinteraksi dengan dunia mereka.

b.Karya Kontemporer

Di sisi lain, karya kontemporer sering kali berfokus pada isu-isu sosial yang lebih mendesak dan relevan, seperti identitas, ras, gender, dan globalisasi. Novel “The Kite Runner” oleh Khaled Hosseini, misalnya, mengeksplorasi tema pengkhianatan, penebusan, dan hubungan kompleks antara individu dan budaya. Karya-karya ini mencerminkan pengalaman manusia di dunia modern yang beragam dan sering kali berkonflik.

4. Representasi Karakter

a.Karya Klasik

Dalam karya klasik, karakter sering kali digambarkan dengan jelas dalam peran yang lebih tradisional, sering kali berdasarkan kelas sosial, gender, dan latar belakang. Misalnya, dalam “Great Expectations” karya Charles Dickens, Pip sebagai protagonis mencerminkan perjalanan dari kemiskinan menuju kekayaan, dengan karakter lain berfungsi sebagai simbol kelas sosial yang berbeda. Karakter-karakter dalam karya klasik sering kali memiliki arketipe yang jelas, mewakili nilai-nilai dan kepercayaan masyarakat pada waktu itu.

b.Karya Kontemporer

Sementara itu, karya kontemporer sering kali menampilkan karakter yang lebih kompleks dan ambigu. Penulis kontemporer cenderung mengeksplorasi nuansa identitas dan pengalaman individu yang beragam. Misalnya, dalam novel “Americanah” oleh Chimamanda Ngozi Adichie, karakter Ifemelu berjuang dengan identitas sebagai seorang Nigeria yang tinggal di Amerika, menggambarkan pengalaman migrasi dan perbedaan budaya. Karakter-karakter ini lebih beragam dan mencerminkan kompleksitas identitas di dunia modern.

5. Pengaruh Sosial dan Budaya

a.Karya Klasik

Karya klasik sering kali mencerminkan nilai-nilai dan norma sosial pada zamannya, memberikan pembaca wawasan tentang kehidupan masyarakat di masa lalu. Karya-karya ini dapat dianggap sebagai cermin dari keadaan sosial dan politik yang ada. Misalnya, novel-novel oleh Dickens sering kali mengeksplorasi kondisi sosial yang keras pada era Victoria, menciptakan kesadaran akan ketidakadilan sosial.

b.Karya Kontemporer

Di sisi lain, karya kontemporer sering kali berfungsi sebagai komentar sosial yang lebih langsung dan kritis terhadap kondisi dunia saat ini. Penulis kontemporer menggunakan sastra sebagai platform untuk mengeksplorasi dan mengkritik isu-isu seperti rasisme, seksisme, dan ketidakadilan. Misalnya, novel “The Handmaid’s Tale” karya Margaret Atwood menggambarkan distopia yang mencerminkan kekhawatiran tentang hak perempuan dan kontrol sosial, resonan dengan perdebatan kontemporer mengenai isu-isu gender.

6. Penerimaan dan Relevansi

a.Karya Klasik

Karya klasik biasanya dihormati dan dianggap sebagai bagian dari kanon sastra. Banyak karya ini dipelajari di sekolah dan universitas, membentuk dasar pemahaman sastra. Penerimaan karya-karya klasik sering kali berkaitan dengan nilai estetika dan kontribusi mereka terhadap perkembangan bahasa dan sastra Inggris.

b.Karya Kontemporer

Karya kontemporer, meskipun tidak selalu mendapatkan status kanon, memiliki relevansi yang kuat dengan pengalaman pembaca modern. Penulis kontemporer sering kali menghadapi tantangan dalam mendapatkan pengakuan di tengah beragam suara dan genre. Namun, karya-karya ini mencerminkan dinamika masyarakat saat ini, membuatnya penting untuk dipahami dalam konteks budaya dan sosial yang lebih luas.

Kesimpulan

Perbandingan antara karya klasik dan kontemporer dalam sastra Inggris menunjukkan bagaimana sastra terus berkembang, mencerminkan perubahan dalam bahasa, tema, dan nilai-nilai sosial. Karya klasik menawarkan fondasi yang kaya dan mendalam, sementara karya kontemporer memberikan wawasan tentang isu-isu yang relevan dengan dunia saat ini.

Sumber :

“The Oxford Companion to English Literature” oleh Margaret Drabble

“Classics vs. Contemporary Literature: What’s the Difference?” di Literary Hub

a